Menulis Naskah Drama Menurut Bencana Nyata

5 min read
Berikut ini yaitu Artikel yang menjelaskan wacana Menulis Naskah Drama menurut Peristiwa Nyata, teladan naskah drama, teladan drama, teks drama, naskah drama pendek, drama sekolah, teks drama singkat, teladan naskah drama anak sekolah.

Naskah drama yaitu seni sastra, yang akan bermetamorfosis seni drama kalau dimainkan. Bila akan mengadakan pertunjukan drama, yang kalian butuhkan pertama-pertama yaitu naskah drama.

Menulis Naskah Drama beserta Contohnya

Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita. Dalam naskah drama tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, obrolan yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan, kadang kala juga dilengkapi klarifikasi wacana tata busana, tata lampu, dan tata bunyi (musik pengiring).

Untuk memudahkan para pemain drama, naskah drama ditulis selengkap-lengkapnya, bukan saja berisi percakapan, melainkan juga disertai keterangan atau petunjuk.

Petunjuk itu, contohnya gerakan-gerakan yang dilakukan pemain, daerah terjadinya peristiwa, benda-benda peralatan yang diharapkan setiap babak, dan keadaan panggung setiap babak. Juga wacana bagaimana obrolan diucapkan, apakah dengan bunyi lantang, lemah, atau dengan berbisik.

Hal-hal yang Penting dalam Penulisan Drama

Terkait dengan bahasa drama, berikut ini ada beberapa hal yang perlu kalian perhatikan.

  1. Kalimat yang dipakai harus komunikatif dan efektif.
  2. Dialog harus ditulis dengan ragam bahasa yang sempurna sesuai dengan siapa yang berbicara, daerah pembicaraan itu berlangsung, dan persoalan yang dibicarakan.
  3. Harus dibedakan dengan terang antara prolog, epilog, dialog, dan monolog.

Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog memainkan tugas yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton biar sanggup mengikuti lakon (cerita) yang akan disajikan. Itulah sebabnya, prolog sering berisi sinopsis lakon, perkenalan tokohtokoh, dan pemeranannya, serta konflik-konflik yang akan terjadi di panggung.
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa simpulan atau pedoman yang bisa diambil dari tontonan drama yang gres saja disajikan.
Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan tugas yang amat penting lantaran menjadi pengarah lakon drama. Artinya, jalannya kisah drama diketahui oleh penonton lewat obrolan para pemainnya.
Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu tidak ditujukan kepada orang lain.
Selain ketiga hal di atas, kalian juga perlu memerhatikan petunjuk teknis pementasan drama. Petunjuk teknis ini berisi keterangan gerak pelaku, ekspresi pelaku, nada pengucapan dialog, atau pun keterangan keadaan panggung.

Seperti halnya penulisan puisi, cerpen, ataupun novel, naskah drama juga ditulis menurut insiden yang dialami oleh penulisnya. Peristiwa tersebut tentunya telah diubah dan disesuaikan dengan bentuk naskah drama.

Perhatikan pengalaman yang dialami Amalia berikut!

Suatu hari Amalia mendengarkan keluh kesah bapak dan ibunya yang sedang berdiskusi wacana tanaman yang cocok ditanam di ekspresi dominan kemarau. Lia yang mendengar diskusi tersebut menunjukkan saran untuk menyebarkan budidaya melon. Kebetulan salah seorang guru Lia ada yang menjadi petani melon yang sukses.

Drama dibangun atas beberapa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri.

Sebelum menulis naskah drama ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu yaitu struktur yang membangun naskah drama.
Menurut Herman J. Waluyo, struktur naskah drama tersebut meliputi:

  1. Plot/alur. Plot atau kerangka cerita, yaitu jalinan kisah atau kerangka kisah dari awal hingga selesai yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh atau lebih yang saling berlawanan.
  2. Penokohan dan perwatakan. Penokohan bersahabat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan merupakan susunan tokoh-tokoh yang berperan dalam drama. Tokoh-tokoh itu selanjutnya akan dijelaskan keadaan fisik dan psikisnya sehingga akan mempunyai etika atau abjad yang berbeda-beda.
  3. Dialog (percakapan). Ciri khas naskah drama yaitu naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dialog dalam naskah drama berupa ragam bahasa yang komunikatif sebagai tiruan bahasa sehari-hari bukan ragam bahasa tulis.
  4. Seting (tempat, waktu dan suasana). Setting disebut juga latar kisah yaitu penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita.
  5. Tema (dasar cerita). Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah kisah dalam drama.Tema dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh antagonis dan protagonis dengan perwatakan yang berlawanan sehingga memungkinkan munculnya konflik di antara keduanya.
  6. Amanat atau pesan pengarang. Pesan dalam sebuah drama sanggup tersirat dan tersurat. Pembaca yang jeli akan bisa mencari pesan yang terkandung dalam naskah drama. Pesan sanggup disampaikan melalui percakapan antartokoh atau sikap setiap tokoh.
  7. Petunjuk teknis/teks samping. Dalam naskah drama diharapkan petunjuk teknis atau teks samping yang sangat diharapkan apabila naskah drama itu dipentaskan. Petunjuk sampaing itu berkhasiat untuk petunujuk teknis tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, musik, keluar masuk tokoh, keras lemahnya dialog, warna suara, dan sebagainya.

Langkah-langkah Menulis Naskah Drama

Supaya drama yang ditampilkan menarik, hal terpenting yang harus diperhatikan yaitu naskah drama itu sendiri. Naskah drama harus menarik sehingga pesan apa yang ingin kita sampaikan sanggup diterima dengan baik oleh para penonton.

Beberapa langkah menulis naskah drama menurut insiden konkret antara lain sebagai berikut.

  1. Menentukan insiden yang menarik, yaitu insiden yang menunjukkan kesan yang mendalam.
  2. Memilih dan memilih tema.
  3. Memilih judul dan menciptakan kata pembuka. Judul sebaiknya tidak terlalu panjang dan menarik. Kata pembuka lebih cantik bila bersifat bombastis (berlebihan) biar pembaca tertarik mengikuti kisah selanjutnya.
  4. Membuat kerangka dengan memasukkan konflik.
  5. Menentukan pelaku.
  6. Menyusun jalinan kisah yang mengandung perkenalan tokoh dengan konflik dan penyelesaiannya.
  7. Menyusun kramagung dan wawancang. Kramagung merupakan perintah kepada pelaku untuk melaksanakan sesuatu yang ditulis sebagai petunjuk dalam bermain drama. Wawancang ditulis lepas dan mengandung semua perasaan pelakunya.

Penulisan naskah drama berbeda dengan naskah kisah lainnya. Berikut ini beberapa klarifikasi penulisan naskah drama yang perlu diperhatikan sebelum menulis naskah drama.

  1. Naskah drama disajikan dalam bentuk pementasan adegan. Babak terdiri atas beberapa adegan. Pergantian pelaku merupakan tanda pergantian adegan dalam satu peristiwa.
  2. Penulisan drama sanggup kalian awali dengan sebuah prolog sebagai pengantar dan penutup sebagai klarifikasi selesai cerita.
  3. Dialog ditulis dengan diawali tokoh yang berbicara atau berlaku. Tanda titik dua sebagai pemisah antara pelaku dengan kalimat yang diucapkan. Ada beberapa naskah drama yang telah diadaptasikan ditulis dalam bentuk paragraf.
  4. Petunjuk lakuan atau tindakan dituliskan dalam obrolan tokoh yang berlaku dengan diberikan tanda kurung.
  5. Penulisan keterangan dan petunjuk lakuan dalam pergantian babak atau perpindahan adegan sanggup ditulis ibarat paragraf diakhir obrolan antar tokoh

Anda mungkin menyukai postingan ini