Pengertian Legenda, Ciri Legenda Dan Macam-Macam Legenda

5 min read
Berikut ini merupakan pembahasan perihal pengertian legenda, ciri-ciri legenda, macam-macam legenda, pola legenda, sesudah pelajaran ini dibutuhkan anda sanggup mengerti apa itu legenda dan sanggup mengerjakan soal yang berkaitan dengan legenda, selamat belajar

Pengertian Legenda

Legenda yaitu kisah prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya kisah sebagai suatu insiden yang sungguh-sungguh pernah terjadi. 

Menurut Danandaja (2002) legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia ibarat yang kita kenal sekarang.

Legenda sering dipandang tidak hanya merupakan kisah belaka namun juga dipandang sebagai “sejarah” kolektif, namun hal itu juga sering menjadi perdebatan mengingat kisah tersebut lantaran kelisanannya telah mengalami distorsi.

Maka, apabila legenda akan dijadikan materi sejarah harus dibersihkan dulu dari unsur-unsur folklornya. Moeis menyatakan legenda juga bukan semata-mata kisah hiburan, namun lebih dari itu dituturkan untuk mendidik insan serta membekali mereka terhadap ancaman ancaman yang ada dalam lingkungan kebudayaan.

Legenda yaitu kisah rakyat yang persediaannya paling banyak, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya lantaran legenda biasanya bersifat migratoris yakni sanggup berpindah-pindah sehingga dikenal luas di tempat yang berlainan.

Selain itu berdasarkan Alan Dundes jumlah legenda di setiap kebudayaan jauh lebih banyak daripada mite dan dongeng. Hal ini disebabkan jikalau mite hanya mempunyai jumlah tipe dasar yang terbatas, ibarat penciptaan dunia dan asal mula terjadinya kematian, namun legenda mempunyai jumlah tipe dasar yang tidak terbatas, terutama legenda setempat, yang jauh lebih banyak jikalau dibandingkan dengan legenda yang sanggup mengembara dari satu tempat ke tempat lain (migratory legends).

Begitu juga bila dibandingkan dengan dongeng. Dongeng-dongeng yang berkembang kini ini kebanyakan versi dari dongeng yang telah ada bukan merupakan dongeng yang baru. Sedangkan legenda sanggup tercipta yang baru.

Yus Rusyana (2000) mengemukakan beberapa ciri legenda, yaitu:

  • Legenda merupakan kisah tradisional lantaran kisah tersebut sudah dimiliki masyarakat semenjak dahulu.
  • Ceritanya biasa dihubungkan dengan insiden dan benda yang berasal dari masa lalu, ibarat insiden penyebaran agama dan benda-benda peninggalan ibarat mesjid, kuburan dan lain-lain.
  • Para pelaku dalam legenda dibayangkan sebagai pelaku yang betul-betul pernah hidup pada masyarakat lalu. Mereka itu merupakan orang yang terkemuka, dianggap sebagai pelaku sejarah, juga dianggap pernah melaksanakan perbuatan yang berkhasiat bagi masyarakat.
  • Hubungan tiap insiden dalam legenda mengambarkan hubungan yang logis.
  • Latar kisah terdiri dari latar tempat dan latar waktu. Latar tampat biasanya ada yang disebut secara terang dan ada juga yang tidak. Sedangkan latar waktu biasanya merupakan waktu yang teralami dalam sejarah.
  • Pelaku dan perbuatan yang dibayangkan benar-benar terjadi mengakibatkan legenda seperti terjadi dalam ruang dan waktu yang sesungguhnya. Sejalan dengan hal itu anggapan masyarakat pun menjadi ibarat itu dan melahirkan sikap dan perbuatan yang benar-benar menghormati keberadaan pelaku dan perbuatan dalam legenda.


Ciri-ciri Legenda

Legenda merupakan kisah rakyat yang mempunyai ciri-ciri, yaitu


  • sebagai suatu insiden yang sungguh-sungguh pernah terjadi,  pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia ibarat yang kita kenal sekarang, 
  • bersifat migration yakni sanggup berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda, dan tersebar dalam bentuk pengelompokan yang disebut siklus, yaitu sekelompok kisah yang berkisar pada suatu tokoh atau insiden tertentu, contohnya di Jawa legenda-legenda mengenai Roro Jongrang.


Selanjutnya berbicara mengenai legenda tentunya kita tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai penggolongan legenda. Selama ini telah ada atau mungkin banyak hebat yang menggolongkan legenda, namun hingga kini belum ada kesatuan pendapat mengenai hal itu.

Macam-macam Legenda

Jan Harold Brunvand dalam Danandjaja (2002) menggolongkan legenda menjadi empat kelompok yakni:

  • legenda keagamaan (religious legends),
  • legenda alam mistik (supernatural legends),
  • legenda perseorangan (personal legends), dan
  • legenda setempat (local legends).

  • Legenda Keagamaan

Legenda orang-orang suci (santo/santa) Nasrani, orang saleh, para wali penyebar agama Islam. Salah satu pola contohnya cerita-cerita mengenai wali sanga di Jawa yang berbagai berkembang di masyarakat. Selain itu terdapat pula peninggalan mereka yang berupa makam atau disebut keramat. Mengenai legenda jenis ini bila kita perhatikan pengelompokan yang dilakukan oleh Rusyana dkk, salah satunya termasuk pada kelompok legenda keagamaan ini, yaitu legenda penyebaran agama Islam.

  • Legenda Alam Gaib

Biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini yaitu untuk meneguhkan kebenaran takhyul atau kepercyaan rakyat.

Legenda alam mistik ini berafiliasi dengan kenyataan di luar dunia konkret namun ada di sekitar kita, contohnya perihal keberadaan makhluk gaib, hantu, setan ataupun tempat-tempat yang sekiranya mempunyai kecacatan tersendiri contohnya desa yang sanggup menghilang dan sebagainya.

  • Legenda Perseorangan

Legenda yang bercerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap oleh yang empunya kisah benar-benar terjadi. Legenda golongan ini bila kita cermati dan kita bandingkan dengan pengelompokan legenda berdasarkan Rusyana dkk, maka termasuk pada kelompok yang kedua yaitu legenda pendekar pembangunan masyarakat atau budaya.

Keduanya disebut demikian dengan pertimbangan bahwa kedua kelompok tersebut bercerita mengenai tokoh atau orang yang telah melaksanakan sesuatu yang hingga kini masih dianggap kebenarannya oleh masyarakat.

  • Legenda Setempat

Cerita yang berafiliasi dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk tofografi, yakni bentuk permukaan suatu daerah, apakah berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya.

Legenda setempat ini merupakan golongan legenda yang paling banyak jumlahnya. Sebagaimana telah dikemukakan, hal yang terpenting bagi penelitian sejarah, tradisi mulut bukan kebenaran faktanya.

Untuk mencari kebenaran faktanya sangatlah sulit, apalagi sumber-sumber tertulis, lantaran kemungkinan pada awal pertama kali ceriita-cerita itu dikenal di masyarakat, belum mengenal tradisi menulis.

Bahkan cerita-cerita itu banyak dibumbui oleh hal-hal yang tampaknya sulit sanggup masuk nalar atau tidak rasional. Misalnya, tokoh Sangkuriang lahir dari seekor binatang.

Hal terpenting bagi kita yaitu bahwa masyarakat Indonesia sudah semenjak usang mempunyai kesadaran perihal pengalaman masa lalunya.

Masyarakat memaknai pentingnya suatu perubahan dalam kehidupan masa lalu. Contoh-contoh tradisi mulut tersebut hingga kini masih banyak dianut oleh masyarakat, walaupun masyarakat kini sudah mengenal tulisan.

Melalui tradisi lisan, masyarakat Indonesia mencoba mengungkap perihal asal undangan sesuatu baik insiden alam maupun insiden pada diri manusia.

Dalam masyarakat yang belum mengenal tulisan, cerita-cerita perihal masa lalunya atau perihal asal undangan suatu sering dijadikan kepercayaan. Apalagi jikalau kisah itu menampilkan seorang tokoh yang dianggap sakral.

Masyarakat akan menghormati terhadap tokoh itu bahkan menyembahnya. Tokoh tersebut sanggup berupa insan yang dianggap mempunyai kesaktian atau juga dewa.

Anda mungkin menyukai postingan ini