Filosofi Bunga Edelweiss: Bunga Keabadian

2 min read


Menyibak filosofi bunga edelweiss. Edelweis merupakan salah satu nama bunga yang disebut sebagai bunga keabadian, ketulusan dan perjuangan. Mengapa dinamakan bunga keabadian? Karena Edelweis bisa bertahan meskipun telah dipetik. Edelweis tidak akan layu meskipun berada di kawasan yang kering dan miskin unsur hara, meskipun usang kelamaan bunga edelweis akan menjadi kering. Sebutan keabadian untuk bunga edelweis juga terkait dengan bunganya awet berada di pegunungan menjadi simbol dari keabadian.
Filosofi bunga edelweiss juga dikaitkan sebagai bunga yang melambangkan ketulusan. Edelweis nrimo hidup di ketinggian dengan kondisi tanah yang ekstrem, dan suhu yang berubah-ubah. Ia nrimo mendapatkan kondisi tersebut tanpa menuntut apapun. Nah, yang tidak ketinggalan yaitu Edelweis sebagai lambang perjuangan. Siapapun yang ingin melihat indahnya bunga edelweis harus melewati usaha yang tidak mudah. Seseorang harus naik gunung, melewati jalanan yang terjal, sesekali melewati bebatuan jalan yang sempit hanya untuk melihat sekuntum bunga edelweis.
 Edelweis merupakan salah satu nama bunga yang disebut sebagai bunga keabadian Filosofi Bunga Edelweiss: Bunga Keabadian

Baca Juga : 6 Bunga Terindah di Dunia Yg Paling Menakjubkan

Para sampaumur mengaitkan bunga edelweis sebagai lambang kasih sayang dan cinta yang abadi, sehingga banyak dari mereka mendaki gunung untuk lalu memetik bunga edelweis untuk diberikan kepada kekasihnya. Mereka berharap supaya cerita cinta mereka infinit selamanya. Arti bunga edelweiss yang melambangkan keabadian, ketulusan, serta perjuangan, seharusnya tidak dipandang secara sempit dengan acara menyerupai itu.
Memetik bunga edelweis dari habitatnya untuk kesenangan semata yaitu tindakan yang tidak ramah lingkungan. Filosofi bunga edelweiss pun lebih dari itu. Jika seseorang atau dua orang saja yang memetik edelweis dari gunung lalu diberikan kepada kekasihnya, itu tidak masalah. Tetapi yang menjadi duduk kasus yaitu jikalau ratusan bahkan ribuan orang melakukannya. Edelweis yang indah dan anggun yang biasa dilihat di puncak gunung lambat laun akan punah. Memetik tanpa diimbangi dengan menanam tentunya akan menimbulkan edelweis punah.
Jika memahami sejarah bunga edelweiss yang bisa tumbuh di kawasan ekstrem dan bertahan setegar karang, maka seseorang tidak akan tega memetiknya. Justru ia akan senantiasa berdoa dan menjaga kelestarian bunga edelweis supaya anak cucu kelak sanggup menikmati keindahannya. Wujud cinta kepada kekasih hanya sanggup diungkapkan dengan perkataan, hati, dan perbuatan, bukan dengan merusak lingkungan. Oleh-oleh pendakian pun juga tidak harus dengan memetik edelweis, tetapi cukup memperlihatkan fotonya saja. Apabila menginginkan melihat edelweis dari dekat, maka mendakilah, cukup nikmati cantiknya edelweis yang ada di depan mata tanpa membawanya pulang.
Adapun bunga edelweis sudah dinyatakan sebagai bunga langka, dan di beberapa kawasan bahkan sudah dinyatakan punah. Warga dataran tinggi Dieng mencoba untuk membudidayakan bunga edelweis, caranya dengan menanam bibit-bibit bunga. Mengingat bunga edelweis yang sudah langka, maka budidaya ini merupakan salah satu perbaikan yang sanggup diapresiasi supaya filosofi bunga edelweiss sanggup dipahami dengan bijaksana.

Anda mungkin menyukai postingan ini