Proses Seleksi Dalam Departemen Sdm : Definisi, Tujuan Dan Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Proses Seleksi

4 min read
Proses seleksi calon karyawan merupakan salah satu kepingan yang terpenting dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, alasannya yakni pelaksanan proses seleksi ini akan menimbulkan efek bagi pencapaian tujuan organisasi. Proses ini tentu tidak bisa dilepaskan dari Job Specifications dan Job Qualifications.

Definisi Seleksi SDM :
Menurut Handoko(1985:61) pengertian seleksi yakni serangkaian langkah acara yang dipakai untuk menetapkan apakah pelamar diterima atau tidak.
Menurut Gomes (1995: 1 17) pengertian seleksi yakni serangkaian langkah acara yang dilaksanakan untuk menetapkan apakah seorang pelamar diterimaditolak, tetap/tidaknya seorang pekerja ditempatkan pada posisi - posisi tertentu yang ada di dalam organisasi.
Proses seleksi merupakan salah satu fungsi terpenting dalam administrasi sumber daya manusia, alasannya yakni tersedia/tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima / tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen, tepat/tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini. Jika fungsi ini tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan - tujuan organisasi.

Tujuan Proses Seleksi
Menurut Nitisemito (1 996:36) tujuan dilaksanakan proses seleksi yakni untuk mendapat "The Right Man In The Right Place". Didalam proses seleksi perusahaan harus mendapat tenaga kerja yang sempurna di dalam posisi yang sempurna pula. Untuk keperluan tersebut perusahaan harus menetapkan faktor - faktor yang perlu diseleksi, serta memilih proses seleksi yang sanggup dilaksanakan secara maksimal Efektivitas fungsi seleksi dan penempatan sangat ditentukan oleh beberapa syarat penting, dan bahkan tergantung pada informasi - informasi yang diperoleh dari syarat - syarat tersebut. Syarat - syarat berdasarkan Nitisemito (1996:37) yakni :
  1. Informasi analisis jabatan, yang memperlihatkan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar - standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.
  2. Rencana - rencana sumber daya manusia, yang memperlihatkan informasi kepada manajer perihal tersedia / tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi.
  3. Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.

Faktor - faktor yang harus diperhatikan dalam proses penyeleksian SDM :
Menurut Nitisemo (1996:38), faktor - faktor yang mensugesti proses seleksi yakni sebagai berikut:
1. Umur : Usia seseorang sangat mensugesti disiplin, tanggung jawab, pengalaman, kondisi fisik, kesetiaan. Pada karyawan yang masih muda, pada umumnya mereka kurang disiplin, tanggung jawab, pengalaman, dan kesetiaan, akan tetapi mereka mempunyai kondisi fisik yang bagus. Sedangkan karyawan yang sudah agak bau tanah mempunyai disiplin, tanggung jawab, pengalaman dan kesetiaan yang lebih besar, tetapi kondisi fisik yang sudah mulai menurun.
2. Jenis kelamin : jenis kelamin mensugesti tugas-tugas yang dibebankan pada seorang karyawan, karyawan perempuan diberi kiprah yang kurang mengandalkan kemampuan fisik, bila dibandingkan dengan karyawan laki-laki. Ada kiprah - kiprah tertentu yang risikonya akan lebih baik jikalau dikerjakan oleh karyawan perempuan jikalau dibandingkan dengan hasih pekerjaan karyawan laki - laki dan sebaliknya.
3. Kesehatan : kesehatan dibagi menjadi dua kepingan yaitu : kesehatan dalam arti umum artinya seorang karyawan tidak mempunyai penyakit yang berbahaya dan sanggup menular pada karyawan lain. Sedangkan kesehatan dalam arti khusus artinya seorang karyawan sanggup menurun produktivitas kerjanya alasannya yakni kesehatan dalam arti khususnya terganggu contohnya : seorang pilot harus tidak berkacamata.
4. Tubuh : mencakup tinggi badan, berat badan, roman muka, busuk badan, potongan rambut, cara berjalan dan lain sebagainya. Hal-ha1 tersebut diatas sangat kuat dalam produktifitas karyawan, dan harus diseleksi dengan ketat, contohnya seorang karyawan hotel harus tidak punya busuk badan, potongan rambut harus rapi, gaya tubuh harus professional.
Menurut Robbins (200 1 :49), faktor - faktor yang mensugesti proses penyeleksian antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan fisik
Merupakan kemampuan yang diharapkan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan serupa. Berikut ini yakni sembilan kemampuan fisik dasar :
  • Kekuatan dinamis : kemampuan untuk mengenakan kekuatan otot secara berulang-ulang atau berkesinambungan sepanjang suatu kurun waktu.
  • Kekuatan tubuh : kemampuan mengenakan kekuatan otot dengan memakai otot-otot tubuh ( terutama perut ).
  • Kekuatan statis : kemampuan mengenakan kekuatan terhadap obyek luar.
  • Kekuatan eksplosif : kemampuan menghabiskan suatu maksimum energi ledakan dalam satu atau sederetan tindakan.
  • Keluwesan extent : kemampuan menggerakkan otot tubuh dan meregang punggung sejauh mungkin.
  • Keluwesan dinamis : kemampuan melaksanakan gerakan cepat.
  • Koordinasi tubuh : kemampuan mengkoordinasikan tindakan-tindakan serentak dari bagian-bagian tubuh yang berlainan.
  • Keseimbangan : kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun ada kekuatan-kekuatan yang mengganggu keseimbangan itu.
  • Stamina : kemampuan melanjutkan upaya maksimum yang menuntut upaya yang diperpanjang sepanjang suatu kurun waktu.
2. Kepribadian
Masih berdasarkan Robbins (200 1 :53), kepribadian yakni total jumlah dari cara-cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Ini paling sering digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang sanggup diukur yang diperlihatkan oleh seseorang. Lima faktor kepribadian :
  • Kepekaan Sosial : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang bahagia bergaul, banyak bicara, dan tegas.
  • Mampu bersepakat : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang baik hati kooperatif dan mempercayai.
  • Mendengarkan kata hati : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang bertanggung jawab, sanggup diandalkan, tekun dan berorientasi-prestasi, disiplin, jujur.
  • Kemantapan emosional : suatu dimensi kepribadian yang menampung kemampuan seseorang untuk menahan stres. Orang dengan kemantapan emosional faktual cenderung berciri tenang, garang dan aman. Mereka dengan skor negatif yang tinggi cenderung gelisah, tertekan, dan tidak aman.
  • Keterbukaan dalam pengalaman : suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang imaj inatif, benar-benar sensitif, dan intelektual.
3. Kemampuan Intelektual
Menurut Robbins (200 1 :46) kemampuan intelektual yakni kemampuan yang di perlukan untuk menjalankan acara mental. Tes kualitas intelektual (IQ), misalnya, dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang. Tujuh dimensi yang paling sering membentuk kemampuan intelektual yakni Kecerdasan numeric, Pemahaman verbal, Kecepatan perseptual, Penalaran induktif, Penalaran deduktif, Visualisasi ruang dan Ingatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini